Ternate (Antara
Maluku) - Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) melaporkan,
Kota Ternate pada September 2012 mengalami deflasi sebesar 1,11 persen,
yang didasarkan hasil pendataan harga barang dan jasa yang dilakukan
pada pasar tradisional dan pasar modern di wilayah Ternate.
Kepala BPS Malut, Bachdi Ruswana mengatakan di Ternate, Senin, dari hasil pendataan tersebut diperoleh bahwa selama September 2012 Kota Ternate mengalami deflasi 1,11 persen.
"Deflasi September 2012 ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan inflasi September 2011 yang tercatat sebesar 0,16 persen. Dengan terjadinya inflasi tersebut, laju inflasi year on year Kota Ternate menjadi sebesar 3,87 persen," katanya.
Ia mengatakan, pada September 2012, lima kelompok komoditas mengalami inflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kelompok sandang, kelompok kesehatan serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga.
Sedangkan kelompok bahan makanan serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi. Adapun perubahan indeks harga konsumen (IHK) masing-masing
kelompok barang dan jasa tersebut adalah kelompok bahan makanan -3,58 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,04 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,24 persen.
Menurut Bachdi, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain beberapa komoditi kacang panjang, wortel, daun melinjo, daging ayam ras, telur ayam kampung, cumi-cumi, pisang, pepaya, buah pinang, batu, semen, blus, emas perhiasan, parfum, dan obat gosok.
Sementara itu, komoditi yang mengalami penurunan harga antara lain beberapa komoditi ikan segar seperti cakalang, malalugis, lolosi, tude, kembung, goropa, bubara, tongkol dan ekor kuning, cabe merah, cabe rawit, telur ayam ras, beras, bawang merah, bawang putih, kangkung, kol putih, tomat sayur, daging sapi, kentang, kipas angin.
Bachdi mengatakan, sesuai indeks harga konsumen kelompok bahan makanan pada September 2012 mengalami penurunan yaitu dari 165,85 menjadi 159,91 sehingga mengalami deflasi sebesar 3,58 persen.
Dari sebelas subkelompok, tujuh diantaranya mengalami deflasi dan empat mengalami inflasi. Adapun subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok ikan segar sebesar -9,65 persen sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi terendah adalah subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar -0,25 persen.
"Kelompok bahan Makanan pada bulan ini memberikan sumbangan inflasi yaitu -1,05 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain, kacang panjang, daging ayam ras, telur ayam kampung, wortel, pepaya, pisang, salak, cumi-cumi dan rebung," ujarnya.
Kepala BPS Malut, Bachdi Ruswana mengatakan di Ternate, Senin, dari hasil pendataan tersebut diperoleh bahwa selama September 2012 Kota Ternate mengalami deflasi 1,11 persen.
"Deflasi September 2012 ini lebih rendah apabila dibandingkan dengan inflasi September 2011 yang tercatat sebesar 0,16 persen. Dengan terjadinya inflasi tersebut, laju inflasi year on year Kota Ternate menjadi sebesar 3,87 persen," katanya.
Ia mengatakan, pada September 2012, lima kelompok komoditas mengalami inflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kelompok sandang, kelompok kesehatan serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga.
Sedangkan kelompok bahan makanan serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi. Adapun perubahan indeks harga konsumen (IHK) masing-masing
kelompok barang dan jasa tersebut adalah kelompok bahan makanan -3,58 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,04 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,24 persen.
Menurut Bachdi, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain beberapa komoditi kacang panjang, wortel, daun melinjo, daging ayam ras, telur ayam kampung, cumi-cumi, pisang, pepaya, buah pinang, batu, semen, blus, emas perhiasan, parfum, dan obat gosok.
Sementara itu, komoditi yang mengalami penurunan harga antara lain beberapa komoditi ikan segar seperti cakalang, malalugis, lolosi, tude, kembung, goropa, bubara, tongkol dan ekor kuning, cabe merah, cabe rawit, telur ayam ras, beras, bawang merah, bawang putih, kangkung, kol putih, tomat sayur, daging sapi, kentang, kipas angin.
Bachdi mengatakan, sesuai indeks harga konsumen kelompok bahan makanan pada September 2012 mengalami penurunan yaitu dari 165,85 menjadi 159,91 sehingga mengalami deflasi sebesar 3,58 persen.
Dari sebelas subkelompok, tujuh diantaranya mengalami deflasi dan empat mengalami inflasi. Adapun subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok ikan segar sebesar -9,65 persen sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi terendah adalah subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar -0,25 persen.
"Kelompok bahan Makanan pada bulan ini memberikan sumbangan inflasi yaitu -1,05 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain, kacang panjang, daging ayam ras, telur ayam kampung, wortel, pepaya, pisang, salak, cumi-cumi dan rebung," ujarnya.